

Beberapa tahun belakangan, geliat UMKM di Indonesia makin terasa. Dari jualan kue kering rumahan, jasa digital, sampai bisnis kopi kekinian, semua punya peluang yang sama untuk tumbuh. Namun, salah satu hal yang sering jadi tantangan besar adalah soal modal usaha. Hal inilah yang mendorong terciptanya program pinjaman KUR (Kredit Usaha Rakyat) dari pemerintah.
Kita tahu, pemerintah sudah lama menggulirkan program pinjaman KUR sebagai solusi permodalan yang ringan dan terjangkau. Namun, di tengah masyarakat yang makin sadar pentingnya transaksi halal, muncul pertanyaan yang cukup krusial: “Pinjaman KUR itu sistemnya riba nggak, ya?” atau “Kalau saya mau tetap taat syariah, ada nggak pinjaman KUR yang bisa saya ambil?”
Ini bukan cuma keresahan satu dua orang. Banyak pelaku usaha kecil yang ingin usahanya berkembang tanpa meninggalkan prinsip syariah. Nah, kabar baiknya: ada kok, pinjaman KUR syariah. Bahkan jenis dan skemanya juga cukup beragam. Yuk, kita bahas tuntas!
Apa Itu Pinjaman KUR Syariah?
Sebenarnya, pinjaman KUR Syariah tidak jauh berbeda dengan pinjaman KUR konvensional dalam hal tujuan, yaitu sama-sama untuk mendukung pembiayaan UMKM. Bedanya ada di akad yang digunakan dan prinsip dasar pengelolaan dananya.
Kalau pinjaman KUR konvensional menggunakan sistem bunga, maka pinjaman KUR syariah menggunakan akad-akad muamalah, seperti murabahah, mudharabah, atau musyarakah yang lebih adil dan transparan. Jadi bukan “utang berbunga”, tapi kerja sama yang saling menguntungkan antara lembaga keuangan dan pelaku usaha. Dan yang paling penting: bebas riba.
Mengapa Pelaku UMKM Mulai Beralih ke Pinjaman KUR Syariah?
Ada beberapa alasan kuat kenapa makin banyak pengusaha kecil yang memilih jalur pembiayaan syariah:
Kesadaran beragama yang makin kuat: banyak pelaku usaha yang merasa lebih tenang saat usahanya dijalankan tanpa unsur riba.
Skema yang lebih transparan: dalam pembiayaan syariah, semua biaya dijelaskan di awal, tidak ada bunga tersembunyi atau denda keterlambatan yang membebani.
Rasa keberkahan dalam menjalankan usaha. Karena ketika sumber modalnya bersih, insyaAllah hasilnya juga ikut berkah.
Jenis-Jenis Akad yang Digunakan dalam Pinjaman KUR Syariah
Nah, sebelum kita bahas jenis produknya, penting juga untuk tahu beberapa akad utama dalam pembiayaan syariah:
1. Murabahah
Ini adalah akad jual beli. Lembaga keuangan membeli barang atau modal usaha yang dibutuhkan, lalu menjualnya kembali kepada pelaku usaha dengan harga yang sudah disepakati, termasuk margin keuntungan. Transparan dan tanpa bunga.
2. Mudharabah
Sistem bagi hasil. Pelaku usaha menjalankan bisnis, sementara lembaga keuangan memberikan dana. Keuntungan dibagi sesuai kesepakatan di awal.
3. Musyarakah
Mirip dengan mudharabah, tapi dua belah pihak sama-sama menyumbang modal dan sama-sama menanggung risiko serta keuntungan usaha.
Jenis-Jenis Pinjaman KUR Syariah
Setiap bank atau lembaga keuangan syariah biasanya punya skema pembiayaan KUR masing-masing. Tapi secara umum, berikut jenis-jenis yang umum tersedia:
1. Pembiayaan Mikro
Cocok untuk usaha ultra mikro, seperti pedagang keliling, penjual gorengan, jasa laundry rumahan, dll. Nilainya kecil tapi sangat membantu untuk memutar roda usaha. Biasanya menggunakan akad murabahah atau mudharabah, dengan proses yang relatif mudah dan cepat.
2. Pembiayaan Modal Kerja
Jenis ini paling banyak dicari, terutama untuk usaha yang sudah berjalan dan butuh dana tambahan untuk produksi, beli stok barang, atau perluas pasar. Nominalnya bisa lebih besar dari mikro, dan biasanya punya jangka waktu pembiayaan tertentu.
3. Pembiayaan Investasi
Kalau kamu ingin membeli peralatan produksi, kendaraan operasional, atau renovasi tempat usaha, maka ini jenis KUR syariah yang tepat. Pembiayaan ini sifatnya jangka menengah atau panjang, tergantung kebutuhan usahamu.
Apa Saja Keunggulan Pinjaman KUR Syariah?
Kalau kita bandingkan dengan pinjaman KUR konvensional, pinjaman KUR syariah punya sejumlah keunggulan yang bikin makin banyak pelaku usaha meliriknya. Bukan cuma soal “nggak pakai bunga”, tapi ada nilai lebih dari sisi kenyamanan, transparansi, dan keberkahan dalam berusaha. Berikut beberapa poin penting yang jadi kelebihan utama KUR syariah:
Tidak Ada Bunga
Dalam pinjaman KUR konvensional, bunga adalah komponen utama dari perhitungan cicilan. Semakin lama tenor, semakin besar total bunga yang harus dibayar. Nah, di KUR syariah sistem ini tidak digunakan.
Sebagai gantinya, digunakan margin keuntungan tetap (kalau akadnya murabahah) atau sistem bagi hasil (kalau akadnya mudharabah atau musyarakah). Artinya, dari awal kita sudah tahu berapa total yang akan dibayarkan, dan tidak ada perhitungan bunga berbunga. Lebih jelas, lebih tenang, dan tentu saja—bebas riba.
Tidak Ada Denda Keterlambatan
Dalam sistem konvensional, keterlambatan membayar cicilan biasanya langsung dikenai denda. Buat usaha kecil yang arus kasnya belum stabil, ini bisa jadi beban tambahan yang cukup berat.
Nah, KUR syariah tidak mengenal sistem denda keterlambatan. Kalaupun ada konsekuensi atas keterlambatan, biasanya dalam bentuk pendekatan non-finansial atau solusi alternatif. Pendeknya: kita nggak ditakut-takuti sama penalti, tapi diajak menyelesaikan masalah bersama.
Transparan
Semua biaya dan ketentuan dijelaskan sejak awal secara terbuka. Misalnya, kalau kita ambil pembiayaan sebesar 10 juta, akan langsung dijelaskan secara rinci: akadnya apa, margin berapa, total angsuran per bulan berapa, dan jangka waktu berapa lama.
Tidak ada biaya tersembunyi, tidak ada angka yang berubah di tengah jalan. Sebagai pelaku usaha, ini sangat membantu dalam merencanakan keuangan dengan lebih akurat.
Bebas Riba dan Sesuai Prinsip Islam
Ini nilai plus yang paling mendasar dan jadi alasan utama banyak orang memilih pembiayaan syariah. Dalam sistem syariah, segala bentuk transaksi harus terbebas dari riba, maisir (judi), dan gharar (ketidakjelasan).
Dengan begitu, usaha kita berjalan di jalur yang insyaAllah lebih bersih dan diberkahi. Bukan cuma urusan bisnis yang lancar, tapi juga hati yang lebih tenang karena setiap transaksi dijalankan sesuai tuntunan syariat. Jadi bukan hanya soal uang, tapi juga keberkahan dalam setiap langkah usaha.
Tantangan dalam Mengakses Pinjaman KUR Syariah
Meski banyak manfaatnya, KUR syariah juga punya tantangan tersendiri, misalnya:
Belum semua bank menyediakan produk ini
Sosialisasi masih kurang, jadi banyak yang belum tahu cara aksesnya
Proses verifikasi bisa sedikit lebih teliti, terutama dalam memastikan usaha berjalan sesuai syariah
Tapi tenang, sekarang sudah mulai banyak bank syariah yang aktif mendukung UMKM lewat skema pinjaman KUR ini. Dan salah satu yang layak kita kenal lebih dekat adalah: Nanobank Syariah.
Nanobank Syariah: Solusi Pembiayaan Usaha Sesuai Syariah
Sebagai bagian dari komitmen mendukung UMKM yang berdaya saing dan berkah, Nanobank Syariah hadir dengan produk pembiayaan usaha berbasis syariah yang terjangkau dan terpercaya.
Produk Pinjaman KUR Syariah dari Nanobank Syariah:
Pembiayaan Mikro 500 iB
Untuk pelaku usaha kecil yang butuh tambahan modal cepat dan ringan. Proses cepat, akad jelas, dan bisa dicicil sesuai kemampuan.Pembiayaan Modal Kerja
Cocok buat kamu yang butuh dana untuk operasional usaha harian. Bebas riba dan fleksibel.Pembiayaan Investasi
Untuk kamu yang ingin menambah aset usaha, beli alat produksi, atau memperluas tempat usaha.
Dengan proses yang mudah, skema pembiayaan yang adil, serta prinsip syariah yang dijunjung tinggi, Nanobank Syariah bukan cuma mendukung bisnis kamu tumbuh—tapi juga ikut #AlirkanKebaikan dalam setiap langkahmu.
Kita semua ingin usaha kita berkembang pesat. Bukan cuma soal untung besar, tapi juga berkah besar. Dengan memilih KUR syariah, kita sudah mengambil langkah besar untuk menjalankan bisnis yang bersih, adil, dan sesuai syariat.
Kalau kamu sedang mencari mitra pembiayaan yang bisa diandalkan dan punya komitmen kuat terhadap prinsip-prinsip Islam, Nanobank Syariah bisa jadi pilihan terbaik.
Yuk, kembangkan usahamu bersama Nanobank Syariah dan jadikan setiap transaksi sebagai jalan untuk menebar manfaat dan keberkahan.